Judul : Hei Para Suami Jangan Pernah Pelit Pada Istri, Sesungguhnya Pahala Paling Besar Adalah Apa Yang Kau Berikan Pada Istrimu
link : Hei Para Suami Jangan Pernah Pelit Pada Istri, Sesungguhnya Pahala Paling Besar Adalah Apa Yang Kau Berikan Pada Istrimu
Hei Para Suami Jangan Pernah Pelit Pada Istri, Sesungguhnya Pahala Paling Besar Adalah Apa Yang Kau Berikan Pada Istrimu
Nasehat bagi para suami, Janganlah kamu pelit sama istrimu “Satu dinar yang engkau belanjakan untuk perang di jalan Allah SWT serta satu dinar yang engkau belanjakan untuk istrimu, yang terbesar pahalanya adalah apa yang engkau berikan pada istrimu. ” (HR. Bukhari Muslim)
Yang Paling Besar Pahalanya Yaitu Yang Engkau Berikanlah Untuk Istrimu
Dari hadits di atas diterangkan kalau harta yang didapatkan (nafkahkan) pada keluarganya, lebih paling utama daripada mendermakan harta bendanya untuk perjuangan Islam. Lalu bagaimana bila ada seseorang lelaki mempunyai seseorang istri sering ditinggalkan dengan alasan dakwah, sementara keadaan anak-anak serta istrinya tak terurus dengan kata lain sengsara. Rasulullah SAW memanglah seseorang muballigh dan dai, namun beliau senantiasa memerhatikan kebutuhan lahir batin istri-istrinya.
Demikian besar perhatian Rasulullah SAW, pada hak-hak kaum wanita, hingga Nabi SAW mengajarkan pada golongan lelaki cara paling baik untuk memuliakan seseorang wanita. Hingga beliau tak ikhlas seseorang istri menderita, karena tingkah beberapa suami yang pelit serta menelantarkan istrinya.
Sebaiknya beberapa suami tahu kalau nafkah yang ia berikanlah pada keluarganya tidaklah bernilai percuma dihadapan Allah. Bahkan juga nafkah itu terhitung sebagai amalan sedekahnya, seperti hadits dari Abu Mas’ud Al-Anshari dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda :
“Apabila seseorang muslim berikan nafkah pada keluarganya serta dia mengharapkan pahala dengannya maka nafkah tadi teranggap sebagai sedekahnya. ” (HR. Al-Bukhari serta Muslim)
Bahkan juga satu suapan yang didapatkan seseorang suami pada istrinya, teranggap sebagai amalan sedekah sang suami. Demikian disabdakan Nabi Muhammad pada shahabat beliau, Sa’ad bin Abi Waqqash :
“Dan apapun yang engkau nafkahkan jadi itu teranggap sebagai sedekah bagimu sampaipun suapan yang engkau berikanlah ke mulut istrimu. ” (HR. Al-Bukhari)
Dalam kisah Muslim dijelaskan :
“Tidaklah engkau menafkahkan satu nafkah yang dengannya engkau mengharap wajah Allah terkecuali engkau bakal di beri pahala dengannya sampaipun satu suapan yang engkau berikan ke mulut istrimu. ”.
Masya Allah.. Tak tanggung-tanggung Rasulullah SAW mbelani (menjunjung tinggi) kaum wanita dari sikap pelit seseorang suami yg tidak bertanggungjawab padanya.
Beruntung sekali untuk seseorang istri yang mempunyai suami dermawan pada dirinya. Rasulullah SAW sosok suami yang paling dermawan pada istri-istrinya, juga pada sahabat, kerabat, serta tetangganya.
Kedermawanan Rasulullah SAW menjadikan istri-istrinya semakin mencintai serta menyayanginya, hingga seseorang istri tak merasakan, kecuali suami yaitu orang yang paling sempurna dihadapannya.
Yang Paling Besar Pahalanya Yaitu Yang Engkau Berikanlah Untuk Istrimu
Dari hadits di atas diterangkan kalau harta yang didapatkan (nafkahkan) pada keluarganya, lebih paling utama daripada mendermakan harta bendanya untuk perjuangan Islam. Lalu bagaimana bila ada seseorang lelaki mempunyai seseorang istri sering ditinggalkan dengan alasan dakwah, sementara keadaan anak-anak serta istrinya tak terurus dengan kata lain sengsara. Rasulullah SAW memanglah seseorang muballigh dan dai, namun beliau senantiasa memerhatikan kebutuhan lahir batin istri-istrinya.
Demikian besar perhatian Rasulullah SAW, pada hak-hak kaum wanita, hingga Nabi SAW mengajarkan pada golongan lelaki cara paling baik untuk memuliakan seseorang wanita. Hingga beliau tak ikhlas seseorang istri menderita, karena tingkah beberapa suami yang pelit serta menelantarkan istrinya.
Sebaiknya beberapa suami tahu kalau nafkah yang ia berikanlah pada keluarganya tidaklah bernilai percuma dihadapan Allah. Bahkan juga nafkah itu terhitung sebagai amalan sedekahnya, seperti hadits dari Abu Mas’ud Al-Anshari dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda :
“Apabila seseorang muslim berikan nafkah pada keluarganya serta dia mengharapkan pahala dengannya maka nafkah tadi teranggap sebagai sedekahnya. ” (HR. Al-Bukhari serta Muslim)
Bahkan juga satu suapan yang didapatkan seseorang suami pada istrinya, teranggap sebagai amalan sedekah sang suami. Demikian disabdakan Nabi Muhammad pada shahabat beliau, Sa’ad bin Abi Waqqash :
“Dan apapun yang engkau nafkahkan jadi itu teranggap sebagai sedekah bagimu sampaipun suapan yang engkau berikanlah ke mulut istrimu. ” (HR. Al-Bukhari)
Dalam kisah Muslim dijelaskan :
“Tidaklah engkau menafkahkan satu nafkah yang dengannya engkau mengharap wajah Allah terkecuali engkau bakal di beri pahala dengannya sampaipun satu suapan yang engkau berikan ke mulut istrimu. ”.
Masya Allah.. Tak tanggung-tanggung Rasulullah SAW mbelani (menjunjung tinggi) kaum wanita dari sikap pelit seseorang suami yg tidak bertanggungjawab padanya.
Beruntung sekali untuk seseorang istri yang mempunyai suami dermawan pada dirinya. Rasulullah SAW sosok suami yang paling dermawan pada istri-istrinya, juga pada sahabat, kerabat, serta tetangganya.
Kedermawanan Rasulullah SAW menjadikan istri-istrinya semakin mencintai serta menyayanginya, hingga seseorang istri tak merasakan, kecuali suami yaitu orang yang paling sempurna dihadapannya.
Baca Juga
Demikianlah Artikel Hei Para Suami Jangan Pernah Pelit Pada Istri, Sesungguhnya Pahala Paling Besar Adalah Apa Yang Kau Berikan Pada Istrimu
Sekianlah artikel Hei Para Suami Jangan Pernah Pelit Pada Istri, Sesungguhnya Pahala Paling Besar Adalah Apa Yang Kau Berikan Pada Istrimu kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Hei Para Suami Jangan Pernah Pelit Pada Istri, Sesungguhnya Pahala Paling Besar Adalah Apa Yang Kau Berikan Pada Istrimu dengan alamat link http://infoushare.blogspot.com/2017/05/hei-para-suami-jangan-pernah-pelit-pada.html